Beritaglobal.id – Ketua Umum Lembaga Anti Korupsi Indonesia (LAKRI)., HM.Steven Samuel Lee Lahengko SH. Bersuara dan menyatakan siap membantu mengawal kasus viral pembunuhan berantai Cianjur.
LAKRI sudah membentuk tim untuk mengawal serta membantu pihak keluarga dan tentu nya menyerahkan sepenuh nya kepada pihak yang berwajib.
“Kami akan bersinergi dengan pihak Aparat Penegak Hukum tentunya,untuk mengawali perkara ini sampai tuntas. Tentu harapan nya supaya masyarakat mendapat kepuasan dalam pelayanan dari pihak yang berwajib menangani kasus ini,” jelas Ketum LAKRI.
Seperti diketahui Wowon Erawan alias Aki (60) dan Solihin alias Duloh (53), duo serial killer Bekasi dan Cianjur membunuh sembilan orang. Empat orang di antaranya merupakan istri dari Wowon.
Keempat istri Wowon yang tewas ialah Ai Maimunah, Farida, Wiwin, dan yang terbaru berhasil diungkap polisi ialah Halimah. Halimah dan Ai Maimunah diketahui merupakan ibu dan anak.
Berdasarkan informasi dari keluarga,dan juga informasi dari beberapa masyarakat sekitar, Halimah ternyata meninggal pada 23 September 2016 silam.
Ia dimakamkan di TPU Islam Karangtanjung, di Kampung Saar Mutiara, Desa Karangtanjung, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Hal ini dibenarkan dengan adanya nama almarhumah Pada nisan makam itu, tercetak nama Iim Halimah binti Soma Hidayat. Hal itu juga dibenarkan oleh Kepala Desa Karangtanjung, Rismawan.
Dalam keterangan kepala desa,beliau menyebut jika Halimah yang dimakamkan di desanya memang sosok yang berkaitan dengan kasus pembunuhan berantai di Cianjur dan Bekasi.
“Betul, ini salah satu yang disebutkan di kasus viral pembunuhan berantai Cianjur. Ibu halimah ini salah satu istri Wowon yang meninggal sekitar September 2016. Kebetulan waktu itu yang menjemput ke Cianjurnya itu ambulans Desa Karangtanjung untuk dimakamkan di sini,” kata Rismawan saat ditemui di TPU Islam, Sabtu (21/1/2023).
Rismawan mengatakan sejak Jumat (20/1/2023), ia dan kepala desa lain di wilayah Cililin diminta oleh pihak kepolisian menemukan keberadaan makam seorang warga bernama Halimah.
Kebetulan memang dari kemarin itu kami sudah diarahkan oleh Apdesi mencari makam dengan nama Halimah. Nah saya ingat ada (Halimah), tapi meninggalnya 2016. Dari situ saya koordinasi dulu dengan pihak keluarganya, dan ternyata benar itu Halimah yang dicari,” tutur Rismawan.
Ia menyebut sampai saat ini belum menerima informasi soal adanya rencana pembongkaran makam Halimah untuk proses pengembangan kasus pembunuhan berantai Cianjur-Bekasi.
“Soal kabar pembongkaran belum dapat. Tapi itu kewenangan dari keluarga karena mungkin untuk pengembangan kasus ini. Hanya saja dari desa akan mendampingi semua prosesnya,” tambahnya.
Jurnalis: Risky
Discussion about this post