Jakarta – Peringatan Hari Perempuan Sedunia atau International Women’s Day (IWD) setiap tanggal 8 Maret. Banyak tugas, tanggungjawab dan tantangan yang dihadapi oleh kaum perempuan.
Salah satu tantangan yang dihadapi oleh kaum perempuan adalah tentang menjaga kesehatan dirinya serta keluarganya agar tetap sehat terhindar dari penyakit.
Menurut penuturan dari Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan, Dr. Eva Susanti, S.Kp., M.Kes, kaum perempuan merupakan cahaya bagi keluarga sangat dibutuhkan oleh anak dan suaminya oleh sebab itu menjaga
kesehatannya juga harus diperhatikan serta diutamakan.
Terkait hal kesehatan kaum perempuan didorong melakukan pemeriksaan 14 penyakit penyebab kematian. Dimana yang harus diperhatikan serius 2 (dua) penyakit kanker terbesar yang sering menyerang dan pembunuh perempuan yaitu kanker payudara dan kanker serviks (leher rahim).
“Kaum perempuan terus kita dorong dengan melakukan deteksi dini kanker payudara dan kanker serviks ke puskesmas terdekat. Selain itu juga penyakit lainnya,”ujar Dr Eva Susanti menyampaikan ke media ini, Minggu (10/3/2024).
Lebih lanjut, ia menyampaikan kaum perempuan jangan takut untuk periksa secara rutin, karena semakin dini ditemukan penyakit yang menyerangnya,
maka penanganan dan tatalaksana akan lebih baik dan tingkat kesembuhan akan lebih besar.
Diketahui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mendukung akselerasi eliminasi kanker leher rahim atau lebih dikenal dengan nama kanker serviks melalui Rencana Aksi Nasional (RAN) yang diluncurkan tahun lalu.
Rencana Aksi Nasional (RAN) Eliminasi Kanker Leher Rahim berisi 4 (empat) pilar, di antaranya pilar layanan yang meliputi skrining, imunisasi vaksin Human papillomavirus (HPV), dan tata laksana bagi pasien pra-kanker.
Penyakit kanker telah menjadi penyebab kematian tertinggi baik secara nasional maupun global. WHO Regional Asia Tenggara menyebutkan Indonesia menduduki peringkat ketiga tertinggi di kawasan untuk incidence rate atau angka kasus baru dan peringkat keempat untuk mortality rate.
The International Agency for Research on Cancer (IARC) mengestimasikan terdapat 408.661 kasus baru dan sebanyak 242.988 kematian di Indonesia pada 2022. Selain itu, IARC memprediksikan terjadi peningkatan 77% kasus kanker pada 2050.
Kanker leher rahim atau yang lebih dikenal dengan kanker serviks merupakan kondisi ketika pertumbuhan sel-sel ganas pada leher rahim/serviks yang tidak terkendali. Kanker serviks disebabkan oleh infeksi persisten Human Papiloma Virus (HPV) onkogenik.
Berdasarkan kaitannya dengan kanker leher rahim dan lesi pra-kanker, HPV dikelompokkan menjadi tipe risiko tinggi atau high-risk and risiko rendah atau low-risk. Lebih dari 75% kasus kanker leher rahim disebabkan oleh HPV risiko tinggi tipe 16 dan 18.
WHO meluncurkan Strategi Global untuk Eliminasi Kanker Serviks yang menargetkan eliminasi kanker pada 2030. Strategi global memuat target 90-70-90, yakni 90% anak perempuan di bawah usia 15 tahun harus menerima vaksinasi HPV untuk mencegah terjadinya infeksi, 70% perempuan berusia 35 tahun dan 45 tahun harus diskrining menggunakan tes performa tinggi, dan 90% perempuan dengan lesi pra-kanker mendapatkan tata laksana sesuai standar.
“Dalam rangka mendukung akselerasi eliminasi kanker leher rahim global, pada tahun 2023 Indonesia telah menyusun Rencana Aksi Nasional (RAN) eliminasi kanker leher rahim. Kita membuat rencana aksi nasional untuk eliminasi kanker leher rahim yang lebih advance lagi dari yang WHO minta,” katanya. (tugas).
Discussion about this post